BELUM ADA OBATNYA! PCOS DAPAT DIATASI DENGAN INI

(Kursus Estetika untuk Dokter). Sindrom polikistik ovarium atau Polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah kelainan kompleks yang menyerang wanita usia subur, menjadikannya penyebab paling umum dari infertilitas anovulatory atau gangguan kesuburan. Penderita PCOS mengalami gangguan peningkatan kadar androgen berlebih, ovulasi abnormal, siklus menstruasi tidak teratur, dan morfologi polikistik ovarium pada satu atau kedua ovarium.

Hormon androgen yang meningkat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan. Sehingga sel telur tidak berkembang sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur.

Wanita yang menderita kondisi ini juga telah terbukti sering dikaitkan dengan komorbiditas kardiovaskular tertentu, termasuk obesitas, hipertensi, aterosklerosis, dan penyakit vaskular. Faktor-faktor ini secara bertahap menyebabkan disfungsi endotel dan kalsifikasi arteri koroner, sehingga meningkatkan risiko terjadinya efek samping pada jantung seperti darah tinggi. Selain itu, Polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga dapat menyebabkan penderitanya tidak subur atau (mandul) dan lebih rentan terkena diabetes.

(Kursus Estetika untuk Dokter)

Mengutip dari lingkar madiun, Para ahli mengatakan bahwa PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi endokrin yang menyerang hampir 20% populasi wanita di dunia. Ini terjadi sebagai akibat dari peningkatan kadar androgen, atau hormon pria pada wanita.

PCOS mempengaruhi sekitar 2 – 20% populasi wanita kebanyakan pada usia antara 18 dan 44 tahun, tergantung pada gejala yang digunakan untuk mendefinisikannya. Biasanya faktor penyebab terjadinya kondisi ini adalah genetik dan lingkungan.

(Kursus Estetika untuk Dokter)

Meski belum ditemukan obatnya, ada berbagai cara yang bisa membantu untuk mengontrol PCOS. Berikut gejala PCOS yang paling umum: Penambahan berat badan, Kecemasan atau depresi, Haid tidak teratur, Jerawat, ketombe, dan kulit berminyak, Kesulitan hamil, dan Rambut tubuh yang berlebihan.

Studi terbaru oleh (Bande, Sunayna: 2018) mengatakan bahwa penyakit kelainan gynecology dapat diatasi dengan terapi ozon. Gynecology adalah cabang yang luas termasuk studi tentang banyak kelainan yang berhubungan dengan saluran kelamin wanita, siklus menstruasi, hormon wanita, kemandulan, termasuk PCOS.

(Kursus Estetika untuk Dokter)

Terapi Ozon sangat membantu dalam banyak hal pada penyakit gynecology salah satunya adalah PID (Pelvic inflammatory disease) atau Penyakit Radang Panggul. PID adalah kelainan gynecology yang sangat umum yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur atau lainnya pada saluran genital dan daerah panggul dan sekelilingnya. Ozon menjadi agen antibakteri, antimikroba dan antijamur yang sangat baik yang berguna dalam pengobatan penyakit ini. Ozon juga memberikan hasil yang sangat baik pada kasus kronis yang resisten terhadap banyak antibiotik, pada kondisi tersebut ozon memberikan dampak lebih baik dalam waktu yang lama.

(Kursus Estetika untuk Dokter)

Selain PID juga Infertilitas. Ketika seorang wanita tidak dapat hamil setelah 1 tahun pernikahan tanpa menggunakan kontrasepsi apapun, maka disarankan untuk penyelidikan dan pengobatan infertilitas. Banyak penyebab ketidaksuburan yang dapat dibedakan menjadi dua faktor utama yaitu dari faktor pria dan faktor wanita. Namun, faktor ketidaksuburan atau Infertilitas banyak ditimbulkan oleh faktor kewanitaan, seperti faktor ovarium dan tubal. Dengan terapi ozon dapat memberikan efek lebih baik akibat gangguan tersebut. Blok tuba yang disebabkan peradangan dapat diobati dengan terapi ozon. Ozon yang diberikan melalui vagina dapat mengurangi peradangan di cornue atau di tuba dan membuka sumbatan. Masalah seperti Anovulasi, Kista ovarium, Ovarium Polikistik dapat diobati dengan terapi ozon. Hasil dari penelitian tersebut mengatakan terapi Ozon efektif untuk penyakit PCOS infertilitas, ozon bekerja menjadi agen antibakteri, antimikroba dan antijamur yang sangat baik yang berguna dalam pengobatan penyakit ini.

(Kursus Estetika untuk Dokter)

Pada penelitian lain oleh N. Unni C. Sumithra,dkk : 2015. Tentang Evaluasi Stres Oksidatif dan hsCRP pada Sindrom Ovarium Polikistik. Hasilnya mengatakan bahwa pasien PCOS mengalami stres oksidatif dan peningkatan hsCRP yang menunjukkan bahwa wanita ini berisiko tinggi menyebabkan perkembangan penyakit kardiovaskular. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa ozon dan asam ellagic, ketika digunakan secara terpisah atau bersama-sama, dapat bermanfaat dalam pengobatan cedera jaringan ovarium akibat iskemia / reperfusi.

Zaher Merhi, MD, HCLD, dkk pada tahun 2019 juga mengatakan pada penilitiannya bahwa terapi ozon dapat memiliki efek menguntungkan pada oklusi tuba, serta dapat melindungi dari endometritis dan vaginitis, dan juga dapat melindungi ovarium dari iskemia dan kehilangan oosit yang akhirnya dapat mengurangi pembentukan adhesi panggul.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan Polycystic ovarian syndrome (PCOS) merupakan penyakit lazim pada organ kewanitaan yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya, namun terdapat pengobatan alternatif lain yang terbukti efektif, yaitu dengan Terapi ozon. (Baca selengkapnya tentang terapi ozon)

(Kursus Estetika untuk Dokter)

Sumber :

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6607862/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4393380/
https://lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com/life-style/pr-661575353/para-ahli-peringatkan-wanita-berusia-18-hingga-44-tahun-menjaga-diri-penyakit-ini-belum-ditemukan-obatnya?page=2